Erosi Tanah Akibat Deforestasi Hutan Hujan-



Erosi merupakan proses alami yang terjadi di semua lingkungan. Ada beberapa penyebab erosi tanah, termasuk angin, pelapukan kimia, dan pembekuan dan pencairan air. Namun, penyebab erosi yang paling signifikan adalah aliran air. Ekosistem alami mengatur erosi melalui pencegatan aliran air dengan vegetasi dan menyimpan air di dalam struktur tanah. Aktivitas manusia yang membuka vegetasi dan mengganggu struktur tanah meningkatkan potensi terjadinya erosi yang bersifat degradasi. Penyebab degradasi tanah termasuk penggundulan hutan, penggalian atau mengganggu tanah, dan pembangunan perkotaan.

Erosi tanah dari air sangat bermasalah di daerah tropis karena tanah hutan hujan seringkali sangat miskin dan rapuh, dan hujan lebat yang teratur dapat dengan cepat menghancurkan struktur tanah dan memulai proses erosi. Begitu dimulai, erosi dapat menyebar dengan cepat kecuali dilakukan langkah-langkah untuk mengendalikan aliran air dan melindungi permukaan tanah.

Pentingnya Tanah

Semua tanah, termasuk tanah hutan hujan tropis, merupakan komponen penting dari lingkungan tempat manusia dan alam bergantung untuk bertahan hidup. Tanah merupakan ekosistem kompleks yang terdiri dari tanaman, hewan, bakteri dan jamur. Tanah memainkan peran mendasar dalam pertanian, pengendalian banjir dan siklus karbon dan air.

Erosi Tanah di Hutan Hujan

Ketika hutan hujan ada dalam keadaan alami, tanah dilindungi dari dampak curah hujan dengan beberapa cara. Kanopi pohon menahan dan menahan sebagian besar curah hujan, memungkinkannya mengalir lebih lambat ke tanah. Pohon dapat meneteskan air dari daun dan dahan untuk waktu yang cukup lama setelah peristiwa hujan, secara efektif memperpanjang durasi hujan dan memberikan lebih banyak waktu untuk menyerap air ke dalam tanah.

Di tanah, lapisan daun yang membusuk, ranting dan bahan lainnya, serta pakis dan semak rendah, menyerap dampak jatuhnya air hujan dan membantu melindungi struktur tanah. Vegetasi juga bertindak sebagai hambatan fisik untuk aliran air. Daerah tanpa vegetasi mengalami kecepatan air yang lebih besar, yang meningkatkan potensi erosinya.

Peningkatan Frekuensi dan Keparahan Banjir

Ketika permukaan tanah tidak terlindungi dan terkena unsur-unsurnya, ia membentuk kerak yang jauh lebih tidak dapat ditembus daripada tanah dalam keadaan aslinya. Oleh karena itu, ketika curah hujan terjadi, lebih sedikit air yang terserap ke dalam tanah dan lebih banyak yang mengalir ke sungai, danau, dan lahan basah. Ketika peristiwa curah hujan ekstrim terjadi, hal ini dapat menyebabkan banjir di daerah dataran rendah. Banjir dapat merusak rumah dan bangunan, infrastruktur seperti jalan dan jembatan, serta tanaman pertanian dan lahan pertanian.

Efek Sedimentasi

Ketika curah hujan berlebih turun, ia membawa serta partikel sedimen. Ini diambil oleh air yang mengalir deras di lereng bukit dan kemudian diendapkan saat air melambat di daerah yang lebih datar. Pengendapan ini dapat merusak tanaman dan vegetasi, baik di daerah pertanian maupun alam, dan menyebabkan bendungan “berlumpur” dan menjadi kurang efektif. Sedimentasi dapat memerlukan biaya dan upaya pembersihan yang signifikan bila terjadi di daerah perkotaan.

Cara Mencegah atau Mengurangi Erosi

Revegetasi pada area yang telah dibersihkan merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah erosi. Selain mencegat dan menyerap air, tanaman melindungi permukaan tanah dan saluran terbuka dalam strukturnya, yang meningkatkan infiltrasi dan penyimpanan air. Tumbuhan terbaik untuk tujuan ini adalah spesies rumput berakar dalam, seperti vetiver. Vetiver dapat ditanam dalam barisan melintasi lereng untuk mencegat dan memperlambat aliran air.

Solusi lain adalah pekerjaan tanah seperti parit, kanal, dan bendungan yang menghalangi aliran air. Ini dapat bertindak sebagai reservoir air untuk menyimpan air, atau mengarahkan air secara lateral melintasi lereng daripada lereng bawah. Pengurangan kecepatan air ini sangat mengurangi potensi erosinya. Ini sangat berguna di selokan, lembah dan saluran drainase.

Gambar Thinkstock / Comstock / Getty

Related Posts