Faktor Abiotik di Lahan Basah Alami –



Lahan basah alami adalah ekosistem yang kompleks. Seperti ekosistem lainnya, baik berbasis lahan maupun air, banyak faktor yang mempengaruhi bentuk dan fungsi lahan basah. Faktor dan proses biotik dan abiotik merupakan bagian integral dari ekosistem lahan basah alami. Istilah “biotik” mengacu pada makhluk hidup. Istilah “abiotik” mengacu pada bahan, proses atau faktor yang tidak hidup.

Air

Air itu sendiri mungkin merupakan faktor abiotik klasik di lahan basah alami. Meskipun penting untuk hampir semua proses biologis, air itu sendiri tidak hidup dan dapat terjadi secara independen dari makhluk hidup. Di lahan basah alami, air adalah media di mana seluruh ekosistem ada dan berfungsi. Lahan basah di daerah yang telah menjadi glasiasi di masa lalu — dalam bentuk lapisan es masif — mungkin berutang awalnya pada efek pahatan gletser yang kuat. Jadi, bahkan air dalam bentuk yang sangat berbeda itu merupakan faktor penting dalam perkembangan lahan basah.

Udara

Tidak seperti air, udara terdiri dari lebih dari satu senyawa kimia. Oksigen, nitrogen, karbon dioksida dan beberapa zat gas lainnya membentuk komposisi kimia udara. Udara, terutama oksigen yang terkandung di dalamnya, merupakan faktor abiotik penting lainnya di lahan basah alami. Hampir semua ekosistem lahan basah menampilkan banyak jenis tumbuhan dan hewan. Tumbuhan hijau memanfaatkan karbon dioksida dari udara; pada gilirannya, mereka melepaskan oksigen sebagai produk limbah. Hewan melakukan kebalikannya; mereka mengambil dan menggunakan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida sebagai produk limbah. Meskipun ada organisme yang dapat dan memang hidup dan tumbuh tanpa oksigen, sebagian besar bentuk kehidupan di lahan basah alami – baik di bawah air maupun di atas permukaannya – membutuhkan oksigen dari udara.

Sinar matahari

Cahaya dari matahari merupakan faktor abiotik penting dalam lahan basah alami. Sinar matahari menyediakan energi yang dibutuhkan tanaman untuk melakukan fotosintesis. Energi yang sama ditransmisikan ke organisme lain di lahan basah melalui rantai makanan atau jaring makanan. Dan suhu, tentu saja, merupakan faktor abiotik yang berhubungan langsung dengan jumlah energi yang diterima lahan basah dari matahari.

Mineral

Di bawah air, di dasar lahan basah alami, terdapat berbagai jenis material sedimen. Sebagian besar bahan ini bersifat organik atau biotik dan muncul dari sisa-sisa organisme hidup yang membusuk di lahan basah. Tetapi ada juga komponen mineral pada material sedimen ini. Partikel mineral dari berbagai jenis dan ukuran bercampur dengan bahan organik. Seperti halnya pada ekosistem terestrial, tumbuhan di lahan basah alami harus mendapatkan nutrisi mineral abiotik agar dapat hidup dan tumbuh. Dan mineral tidak terbatas pada sedimen dasar; mereka dapat dilarutkan langsung ke dalam air, di mana mereka membentuk campuran kimia alami yang kompleks yang memiliki pengaruh pada faktor-faktor seperti pH, ukuran keasaman dalam air.

Batu

Selain partikel sedimen mineral yang relatif kecil, seringkali terdapat batuan yang lebih besar dengan berbagai ukuran dan jenis di lahan basah. Apakah itu lapisan batuan dasar yang masif dan terus menerus yang mendasari lahan basah dan membentuk fondasinya, atau batuan yang relatif lebih kecil yang berada di bawah air atau yang menonjol di atas permukaan, batuan merupakan faktor abiotik yang signifikan di banyak lahan basah. Selain menyediakan substrat bagi tumbuhan dan hewan untuk tumbuh atau hinggap, batuan — melalui proses pelapukan alami — secara bertahap terurai dan menyediakan nutrisi mineral ke ekosistem lahan basah.

sdbower/iStock/GettyImages

Related Posts