Latar belakang Bandung Lautan Api



Tentara Sekutu memasuki Bandung pada tanggal 17 Oktober 1945 yang dipimpin Jendral Hawtorn. Kedatangan sekutu diboncengi oleh NICA yang dipimpin Kapten Gray. Untuk memperlancar pasukan Sekutu memasuki Bandung, tentara Jepang melakukan pembersihan kota.

Pada tanggal 21 November 1945, sekutu mengeluarkan ultimatum agar rakyat bandung mengosongkan Bandung bagian utara selambat-lambatnya tanggal 29 November 1945. Akan tetapi, ultimatum tersebut ditolak rakyat di Bandung. Akibatnya, terjadi pertempuran besar dan kecil di beberapa tempat di Bandung.

Untuk meredakan ketegangan maka diadakan perundingan antara Republik Indonesia dengan Sekutu pada tanggal 25 November 1945. Hasilnya, kota bandung dibagi nmenjadi dua wilayah dengan batas jalan kereta api, yaitu wilayah utara di bawah penguasaan Sekutu dan wilayah selatan di bawah penguasaan Indonesia. Pada tanggal 7 Januari 1946, Tentara Keamanan Rakyat diganti menjadi Tentara Keselamatan Rakyat (TKR). Kemudian pada tanggal 26 Januari 1946, TKR berubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI).

Pada tanggal 23 Maret 1946, Sekutu mengeluarkan ultimatum kembali yang isinya agar rakyat dan para pejuang mengosongkan Bandung bagian Selatan. Atas perintah pemerintah Indonesia maka bandung bagian Selatan dikosongkan. Pada tanggal 24 Maret 1946, dengan berat hati rakyat dan TRI meninggalkan Kota Bandung bagian Selatan.

Rakyat dan TRI kemudian membumihanguskan seluruh wilayah Bandung bagian selatan. Benteng NICA di Dayeuh Kolot dikepung dan diserang oleh para pejuang Bandung. Dalam peristiwa tersebut, seorang pemuda yang bernama Mohammad Toha mengorbankan diri dengan membawa alat peledak untuk menghancurkan gudang mesiu milik NICA.

Kesmpulan Latar belakang peristiwa Bandung Lautan Api adalah:

1. sikap sewena-wena sekutu untuk mengosongkang ka bandung bagian selatan dengan alasan keamanan

2.  sikap seenaknya sekutu meminta senjata yang dimiliki para pejuang

3. pembatasan wilayah kota bandung oleh sekutu

Related Posts