Penipisan Ekosistem-



Sering disebabkan oleh aktivitas manusia, penipisan atau degradasi ekosistem memiliki efek jangka panjang. Efek ini dapat berdampak pada organisme yang hidup di suatu ekosistem maupun manusia. Ada program untuk memulihkan ekosistem yang terdegradasi, tetapi program ini mencoba untuk sekadar merehabilitasi — bukan mereproduksi kondisi masa lalu.

Penyebab

Menipisnya ekosistem seringkali disebabkan oleh eksploitasi sumber daya yang berlebihan. Meskipun kegiatan ini dapat melayani tujuan ekonomi jangka pendek, eksploitasi semacam ini sebenarnya dapat menyebabkan dampak buruk langsung terhadap kesejahteraan sosial dalam jangka menengah dan panjang. Dalam kasus degradasi hutan tropis, pertumbuhan populasi, kemiskinan, subsidi pemerintah yang merusak lingkungan, kebijakan ekspor yang tidak ramah lingkungan, kegagalan menghargai ekologi sistem alam dan, akibatnya, kegagalan menilai jasa ekologi yang disediakan ekosistem dapat menyebabkan degradasi.

Contoh

Sebuah studi tahun 2012 dari peneliti Amerika dan Brasil yang diterbitkan dalam jurnal “Conservation Letters” mengungkapkan bahwa habitat air tawar di Amazon sangat rentan terhadap degradasi ekologis. Ekosistem sungai, danau, dan lahan basah, yang mencakup kira-kira seperlima dari wilayah cekungan Amazon, semakin rusak oleh penggundulan hutan, kontaminan, pembangunan bendungan dan saluran air, dan pemanenan berlebihan spesies tumbuhan dan hewan. Di wilayah Teluk Chesapeake, pertanian ekstensif, urbanisasi, dan populasi yang berkembang pesat telah menurunkan kualitas air sungai, anak sungai, dan teluk itu sendiri secara signifikan.

Dampak Langsung Terhadap Kesehatan Manusia

Tekanan pada ekosistem mungkin memiliki efek kesehatan yang tidak dapat diprediksi dan kemungkinan besar di masa depan, menurut laporan tahun 2005 dari Organisasi Kesehatan Dunia. Laporan tersebut menyebutkan bahwa banyak penyakit manusia berasal dari hewan dan perubahan habitat populasi hewan yang merupakan vektor atau reservoir penyakit, dapat mempengaruhi kesehatan manusia, baik secara positif maupun negatif. Misalnya, virus Nipah diduga muncul setelah kebakaran pembukaan hutan di Indonesia memaksa kelelawar pembawa ke negara tetangga Malaysia, di mana virus tersebut menyerang babi ternak, dan kemudian manusia. Pembukaan hutan dan perubahan habitat yang disebabkan oleh iklim juga tampaknya telah mempengaruhi populasi nyamuk, kutu, dan pengusir hama tertentu yang membawa penyakit.

Restorasi Ekosistem yang Terdegradasi

Upaya restorasi khas, Program Restorasi Ekosistem di California, dipandu oleh enam prinsip utama: memulihkan populasi biotik asli yang terancam punah, berisiko, dan asli; merehabilitasi siklus lingkungan; melestarikan atau meningkatkan populasi yang dipanen; memulihkan dan melindungi habitat; mencegah pembentukan dan mengurangi efek dari spesies invasif non-asli; dan memperbaiki atau mempertahankan sedimen dan kualitas air. Menurut Society for Ecological Restoration, kesalahpahaman umum tentang restorasi ekologi bertujuan untuk menghidupkan kembali kondisi masa lalu. Sebaliknya, tujuan restorasi seharusnya membangun kembali lintasan evolusioner ekosistem yang telah terganggu.

Jupiterimages/Stockbyte/Getty Images

Related Posts