Jenis Kegiatan Manusia Yang Telah Menghancurkan Ekosistem-



Ekosistem menyediakan layanan yang penting untuk kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Jasa ekosistem mencakup penyediaan makanan dan obat-obatan, serta produk seperti kayu, karet, dan damar. Mereka juga mengontrol dan memurnikan pasokan air, membersihkan polutan dari atmosfer, dan membantu mengatur iklim. Namun, banyak ekosistem yang telah terdegradasi akibat aktivitas manusia yang merusak lingkungan. Kegiatan umum manusia yang dapat merusak keanekaragaman hayati termasuk penghancuran vegetasi alami untuk pembangunan pertanian dan perkotaan, eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, dan introduksi spesies invasif.

Habitat Dihancurkan oleh Aktivitas Manusia

Habitat yang dihancurkan oleh aktivitas manusia termasuk lingkungan terestrial seperti hutan hujan, padang rumput, lahan basah, gurun, dan tundra Arktik. Hewan yang terpengaruh di lingkungan ini termasuk burung, mamalia, amfibi, reptil, dan serangga. Di lingkungan laut, ekosistem laut termasuk terumbu karang, muara, laut terbuka dan padang lamun terancam oleh aktivitas manusia. Ini adalah rumah bagi makhluk laut seperti ikan, hiu, krustasea, lumba-lumba dan paus.

Pelepasan Polutan Ke Lingkungan

Pelepasan polutan ke lingkungan dapat menyebabkan kerusakan ekosistem yang luas. Contohnya termasuk tumpahan minyak di lingkungan laut, yang dapat menyebabkan kematian burung laut, ikan, dan mamalia laut yang ekstensif seperti lumba-lumba dan anjing laut. Pelepasan belerang dioksida ke atmosfer dapat menciptakan hujan asam, yang dapat merusak sebagian besar hutan dan vegetasi lainnya. Pupuk dari lahan pertanian dapat hanyut ke saluran air dan menyebabkan ledakan alga, yang mencekik spesies lain dengan mengonsumsi semua oksigen terlarut di dalam air.

Perubahan Iklim dalam Ekosistem

Pembakaran bahan bakar fosil telah meningkatkan jumlah karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya di atmosfer, meningkatkan suhu global secara keseluruhan dan menyebabkan perubahan iklim. Ini dapat terwujud dalam beberapa cara yang merusak ekosistem.

Salah satu ekosistem yang paling terpengaruh adalah terumbu karang. Terumbu karang sangat penting bagi keanekaragaman hayati laut tetapi dapat sangat dipengaruhi oleh suhu ekstrem, yang menyebabkan pemutihan dan kematian karang. Contoh lain termasuk kekeringan, yang dapat menyebabkan peningkatan kebakaran hutan dan menyebabkan pergeseran ekosistem dari hutan menjadi lahan semak terbuka.

Penghancuran Vegetasi Alami

Pembukaan lahan untuk pertanian adalah salah satu bentuk kerusakan ekosistem yang paling luas. Contohnya termasuk pembukaan hutan hujan untuk perkebunan ternak, kedelai dan kelapa sawit dan membajak padang rumput untuk tanaman jagung, kedelai dan gandum. Juga termasuk perkebunan di mana hutan alam yang beragam dibuka untuk penanaman monokultur dari satu spesies pohon, seperti eucalyptus atau pinus, dengan ukuran dan umur yang seragam, sangat mengurangi keanekaragaman hayati di daerah tersebut. Penggunaan pupuk, pestisida, dan bahan kimia pertanian lainnya juga dapat memengaruhi proses dan layanan ekosistem seperti kualitas air, siklus hara, dan penyerapan karbon.

Perluasan kota, jalan, dan kawasan industri juga mengakibatkan rusaknya berbagai macam habitat dan ekosistem. Selain pembukaan langsung, jalan, jembatan, dan infrastruktur lainnya juga dapat memecah-mecah populasi dan habitat, mempersulit hewan dan tumbuhan untuk menyebar, bermigrasi, atau bertukar informasi genetik dengan populasi lain.

Eksploitasi berlebihan dan Perburuan

Ekosistem dapat menjadi tidak seimbang melalui tekanan eksploitasi dan perburuan. Eksploitasi berlebihan terjadi ketika populasi dipanen di luar tingkat yang berkelanjutan, menyebabkan perubahan pada ukuran populasi dan distribusi usia. Contoh populasi yang dieksploitasi secara berlebihan mencakup banyak ikan yang dapat dimakan seperti tuna, cod, dan haddock. Tekanan penangkapan ikan telah secara signifikan mengurangi populasi dan ukuran rata-rata spesies ini.

Perburuan dapat terjadi sebagai bagian dari eksploitasi, seperti penargetan spesies burung dan ikan eksotis untuk hewan peliharaan atau trofi. Perburuan juga dapat terjadi sebagai bentuk pengendalian predator. Spesies yang terkena dampak langsung termasuk serigala, rubah, coyote, dan burung pemangsa.

Namun, karena peran mereka di puncak jaring makanan ekosistem, pemusnahan predator dapat menyebabkan serangkaian perubahan signifikan dalam suatu ekosistem, yang berpotensi berdampak pada banyak spesies yang tidak ditargetkan. Salah satu contohnya adalah pembasmian serigala di benua Amerika Serikat. Saat pemangsa teratas ini disingkirkan, populasi rusa dan mangsa lainnya bisa meledak. Mereka kemudian mengkonsumsi secara berlebihan vegetasi asli dan menghancurkan habitat banyak hewan yang berbeda.

Pengenalan Spesies Invasif

Manusia juga dapat memperkenalkan spesies invasif ke dalam ekosistem. Spesies ini sering beradaptasi, oportunistik dan tidak memiliki predator alami untuk mengontrol jumlah mereka. Contohnya termasuk masuknya tikus, monyet, dan spesies lain ke dalam lingkungan pulau samudra. Di daerah ini, burung dan satwa liar lainnya telah berevolusi tanpa kehadiran pemangsa dan tidak memiliki kemampuan untuk mengenali atau bereaksi terhadap bahaya yang mereka hadapi.

Tumbuhan introduksi juga dapat menyebabkan perubahan signifikan dalam suatu ekosistem. Mereka bersaing untuk mendapatkan cahaya, ruang, dan nutrisi lainnya dengan vegetasi asli dan dapat menjadi racun bagi manusia, ternak, dan satwa liar. Contohnya termasuk pohon anggur kudzu yang tumbuh cepat, yang dapat menutupi bangunan dan menutupi pohon serta tumbuh-tumbuhan lainnya, dan pakis air yang disebut salvinia, yang membentuk tikar padat yang mencekik hewan dan tumbuhan asli, mencegah cahaya memasuki saluran air dan menurunkan kadar oksigen ke merugikan spesies lain.

Gambar Thinkstock/Stockbyte/Getty Images

Related Posts